Beirut (ANTARA) – Beberapa penumpang maskapai penerbangan Iran terluka pada Kamis (23 Juli) di atas Suriah setelah pilot mengubah ketinggian untuk menghindari tabrakan dengan jet tempur AS, menurut media Iran, tetapi militer AS mengatakan F-15-nya berada pada jarak yang aman.
Pesawat Iran, milik Mahan Air, sedang menuju dari Teheran ke Beirut ketika pilot melakukan manuver keselamatan, dalam sebuah insiden yang menurut Kementerian Luar Negeri Iran akan diselidiki.
Ketegangan telah meningkat antara Teheran dan Washington sejak 2018, ketika Presiden AS Donald Trump keluar dari kesepakatan nuklir Iran 2015 dengan enam kekuatan dan menerapkan kembali sanksi yang telah memukul ekonomi Iran.
Kantor berita resmi Iran IRIB mengutip seorang penumpang yang menggambarkan bagaimana kepalanya membentur atap pesawat selama perubahan ketinggian, dan video menunjukkan seorang penumpang tua tergeletak di lantai.
Semua penumpang meninggalkan pesawat, beberapa dengan luka ringan, kata kepala bandara Beirut kepada Reuters. Pesawat itu tiba kembali di Teheran pada dini hari Jumat, kantor berita Fars melaporkan.
Komando Pusat militer AS, yang mengawasi pasukan Amerika di wilayah tersebut, mengatakan pesawat F-15 sedang melakukan inspeksi visual terhadap pesawat Iran ketika melintas di dekat garnisun Tanf di Suriah di mana pasukan AS hadir.
Kapten Bill Urban, juru bicara senior Komando Pusat, mengatakan F-15 “melakukan inspeksi visual standar terhadap pesawat penumpang Mahan Air pada jarak aman sekitar 1.000 meter dari pesawat malam ini.”
“Inspeksi visual dilakukan untuk memastikan keselamatan personel koalisi di garnisun At Tanf,” kata Urban.
“Setelah pilot F-15 mengidentifikasi pesawat sebagai pesawat penumpang Mahan Air, F-15 dengan aman membuka jarak dari pesawat.”
Dia menambahkan pencegatan dilakukan sesuai dengan standar internasional.