SINGAPURA – Tidak ada pemegang izin kerja di sini yang ditemukan tidur nyenyak di jalanan, bertentangan dengan berbagai artikel di media tentang pekerja Malaysia tunawisma di Singapura, kata Kementerian Tenaga Kerja (MOM).
Menyusul laporan New Straits Times (NST) 22 November berjudul “Tunawisma Malaysia di Singapura”, MOM mengatakan pihaknya menghubungi orang yang diwawancarai yang dikutip mengklaim bahwa lebih dari 100 orang Malaysia kehilangan tempat tinggal di Singapura karena mereka tidak mampu membayar sewa kamar atau tempat tidur.
Kemnaker mengatakan telah menghubungi Shahruddin Haeal Helmy Mohd Noh pada 23 November dan 27 November untuk mendapatkan informasi tentang klaimnya untuk memberikan bantuan kepada para pekerja ini.
NST, sebuah surat kabar Malaysia, mengatakan ratusan warga Malaysia “harus hidup seperti gelandangan setelah pandemi Covid-19, yang menyebabkan penutupan perbatasan Malaysia-Singapura”.
Tetapi Shahruddin tidak dapat memberikan informasi seperti nama spesifik dan rincian kontak pekerja Malaysia tunawisma yang dia klaim telah ditemui, kata MOM pada hari Kamis (3 Desember).
“Dia mengakui bahwa dia tidak pernah berbicara langsung dengan para pekerja ini dan tidak dapat mengkonfirmasi apakah mereka memang tunawisma,” katanya.
“Dia tidak tahu ada pekerja Malaysia yang tidak memiliki tempat tinggal dan juga menyatakan bahwa dia tidak memberi tahu wartawan dari NST bahwa ‘lebih dari 100 orang Malaysia di sana telah menjadi tunawisma’.”
Petugas yang merupakan bagian dari satuan tugas antar-lembaga Pemerintah Singapura yang melakukan pemeriksaan rutin di seluruh pulau juga mengunjungi berbagai lokasi di seluruh pulau hingga larut malam pada 26 November, termasuk ke tempat-tempat yang terdaftar oleh Shahruddin, tetapi tidak menemukan pemegang izin kerja tidur di jalan, tambah kementerian itu.
Mereka yang ditemukan tidur di tempat terbuka, termasuk pemegang izin kerja, diberikan bantuan, kata MOM. Majikan mereka akan diminta untuk menyediakan penginapan segera, dan jika mereka tidak dapat melakukannya, Pusat Pekerja Migran (MWC) akan menampung mereka untuk sementara, katanya.
“Kemnaker juga telah menjalin hubungan dengan berbagai organisasi non-pemerintah (LSM) untuk merujuk setiap pemegang izin kerja yang ditemukan tidur nyenyak,” katanya.
“Dalam beberapa bulan terakhir, Kemnaker belum menerima rujukan dari LSM.”