OTTAWA, KANADA (AFP) – Kanada mengumumkan pada Kamis (23 Juli) penyelidikan independen atas penembakan massal paling mematikan yang pernah ada, termasuk apakah tanggapan polisi terhadap pembunuhan yang menewaskan 22 orang itu memadai.
Sebuah panel yang terdiri dari tiga ahli akan memeriksa pembakaran Nova Scotia dan pembantaian penembakan yang berakhir dengan polisi menembaki penembak setelah perburuan 13 jam.
Draf laporan, dengan maksud untuk menghindari tragedi serupa, akan jatuh tempo pada Februari 2021, demikian ungkap Menteri Keamanan Publik Bill Blair.
Pembunuhan, yang dimulai pada malam 18 April, dilakukan oleh seorang pria yang diidentifikasi sebagai denturis berusia 51 tahun, Gabriel Wortman.
Pihak berwenang mengatakan dia mengenakan seragam polisi, mengendarai mobil polisi tiruan dan membawa beberapa senjata, termasuk setidaknya satu senjata gaya penyerangan.
Setelah pembantaian itu, Perdana Menteri Justin Trudeau mengumumkan larangan senjata serbu kelas militer.
Polisi Kanada dikritik karena menggunakan Twitter untuk memperingatkan publik bahwa seorang tersangka bersenjata sedang berkeliaran, daripada mengeluarkan peringatan darurat formal.
Blair mengatakan kepada wartawan bahwa dia yakin penyelidikan itu akan memberikan pemahaman yang lebih baik tentang pembantaian itu dan “rekomendasi konkret untuk memastikan bahwa kami dapat membantu mencegah semua tragedi semacam itu di masa depan”.
Penyelidikan juga akan melihat komunikasi polisi dan peran yang dimainkan oleh kekerasan dalam rumah tangga.
Pembantaian dimulai dengan tersangka memukuli pacarnya, yang berhasil melarikan diri dan selamat.
Laporan akhir akan jatuh tempo pada Agustus 2021.